WELCOME

Saturday, February 5, 2011

Rakyat Papua Masih Terbelakang

Perkembangan masyarakat Papua dari waktu ke waktu belum ada suatu perubahan kearah yang lebih baik. Meski berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Indonesia salah satunya melalui kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) bagi Provinsi Papua. Yang kini telah berjalan selama satu decade tetapi belum menunjukan perubahan signifikan terhadap rakyat Papua. Sebaliknya, kebijakan tersebut dianggap sia-sia, karena sama sekali tidak memberikan dampak berarti bagi orang Papua terutama menjawab   seluruh hak dasar rakyat Papua. 
 
Namun sebaliknya, Otsus hanyalah sebuah sarana bagi pemangku- pemangku kepentingan yang ada dipusat. Sementara, masyarakat Papua sendiri dijadikan sebagai objek untuk kepentingan mereka.  Dan membiarkan rakyat Papua    berkutat dengan kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan diberbagai segi kehidupan.

Bagaimana tidak, dana Otsus yang begitu besar untuk membangun Papua. Tidak digunakan sesuai dengan sasaran pembangunan. Atau bisa dikatakan dana yang terserap untuk semua sector pembangunan hanya sekitar 20 persen. Sedangkan sekitar 80 persen kembali lagi ke pemerintah pusat.

Dengan demikian, tuntutan pembangunan di Papua otomatis tidak sepadan dengan dana itu. Apalagi, melihat kondisi pembangunan di Papua yang  masih sangat terbelakang. Sehingga bagaimana mungkin dana yang terserap seperti yang ditaksir diatas  dapat mendorong percepatan pembangunan di Papua. 
 
<am5r>




Salah satu akses jalan utama yang menghubungkan Kampung Sanggram menuju Ibu kota kabupaten Fakfak, kini dinanti warga kampung agar segera diaspal.