WELCOME

Thursday, July 14, 2011

Perempuan Berkualitas Melahirkan Generasi Terbaik

Masalah perempuan dari hari ke hari semakin kompleks dan telah menjadi isu nasional maupun internasional. Tentu ini menjadi perhatian semua pihak terutama pemerintah. Saat ini pemerintah sudah  bertekad untuk  terus berupaya agar pemberdayaan perempuan dapat berjalan maksimal. 

Ini tentu saja harus menjadi perhatian utama karena perempuan itu merupakan potensi yang harus diperdayakan. Sebab perempuan adalah tulang punggung pembangunan. Yang mana melalui tangan perempuan  generasi penerus bangsa dibina dan ditempa. Apabila perempuan Indonesia berkualitas dipastikan generasi penerus bangsa berkulitas juga.

Namun,dalam  realita kehidupan dewasa ini  beberapa aspek pembangunan perempuan kurang  berperan aktif. Hal ini disebabkan kondisi dan posisi perempuan yang kurang menguntungkan dibandingkan laki-laki. Seperti peluang dan kesempatann yang terbatas dalam mengakses dan mengontrol sumber daya pembangunan. Sistem upah yang merugikan,tingkat kesehatan dan pendidikan perempuan yang rendah. Sehingga manfaat pembangunan kurang diterima kaum perempuan.

Sebagaimana kondisi riil kehidupan yang kita saksikan di Mimika saat ini. Perempuan Mimika merupakan sosok yang menjadi tulang punggung dalam kelaurga. Bahkan urusan mencari nafkah tersebut sudah menjadi  bagian dari tugas yang kerap dilakoni. Tetapi, urusan rumah tangga tetap melekat pada diri para perempuan Mimika.

Walau begitu, masih ada juga perempuan Mimika  yang berada dalam kondisi yang kurang menguntungkan. Baik dari segi mental, pendidikan maupun urusan ketrampilan lain. Bahkan sering menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) baik secara fisik maupun psikis. Ini terjadi lantaran masih kurangnya pemahaman masyarakat akan kesetaraan gender.

Kaitan dengan itu,Pemerintah Daerah Mimika melalui Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana berencana terus berupaya meningkatkan pemahaman. Dalam hal  akan pentingnya kesetaraan gender,pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melalui kegiatan sosialisasi dan penguatan-penguatan. Guna  meningkatkan pemahaman masyarakat akan kesetaraan gender.  

Dalam konteks yang sederhana tidak hanya diperlukan sosialisasi semata. Tetapi perlu action secara langsung di tengah-tengah masyarakat. Sebab,banyak perempuan yang belum memahami secara benar. Apalagi disampaikan secara formalitas terutama menyangkut kebijakan. Akan sulit dicerna dan dipahami oleh perempuan terutama yang berada dikampung-kampung.Dengan begitu maka perempuan akan memahami. Sehingga kebijakan yang dituangkan dalam berbagai program bisa diimplementasi dengan baik. 

Dengan demikian maka program pemberdayaan perempuan akan terlaksana dengan baik,perlindungan terhadap perempuan akan meningkat yang ditandai dengan menurunnya angka KDRT. Maka akan berdampak positif terhadap  tingkat kualitas hidup perempuan. Dengan begitu perempuan Mimika dan Papua secara umum mampu melahirkan generasi penerus yang berkualitas. Maka secara langsung turut berpengaruh pula pada pembangunan bangsa yang berkualitas.
Mama-mama Kamoro Kab.Mimika Pamerkan Hasil Kerajinan


Monday, May 23, 2011

*Perempuan Sumber kehidupan*

Perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki peran penting dalam kehidupan. Bahkan tanggungjawabnya boleh dikata teramat berat bila dibandingkan dengan kaum pria. Tidak hanya menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga di keluarga. Tetapi lebih dari itu, seorang perempuan mempunyai beban sebagai seorang ibu mengurus anak-anak yang tidak lain merupakan titipan sang ilahi.
Selama Sembilan bulan seorang ibu dengan sabar dan tekun menjaga  janin didalam Rahim. Hingga tiba waktunya lahir namun tanggungnya seorang ibu belum berakhir disitu. Karena, anak itu masih perlu dirawat serta membesarkannya tetap menjadi tanggungjawab moral  seorang ibu.
Tentu tugas dan tanggungjawab inilah yang kerap menjadikan seorang ibu  sebagai motor penggerak dalam roda kehidupan.  Begitu hebat dan luar biasanya kaum  ibu sehingga keistimewaan ini  diidentikan dengan  symbol kekuatan.  Sebut saja, ibu negara,ibu pertiwi,ibu jari,hari ibu bahkan bunda gereja. Sebutan ini begitu akrab dengan sosok ibu berbeda dengan bapak atau pria. Tidak pernah ada symbol yang identik dengan sosok ini.Dengan demikian ini menggambarkan bahwa begitu istimewah dan hebat bagi kaum perempuan.
Pastor Paroki Gereja Katedral Tiga Raja Amandus Rahadet,Pr dalam Misa Perempuan Katolik, Sabtu (7/5) lalu di Gereja Katedral  menuturkan bahwa berita   Yesus  saat  bangkit dari kubur-Nya tidak disampaikan pertama kali  kepada para rasul-Nya.  Baik itu Petrus,Yakobus,Yohanes maupun  rasul  laki-laki yang lain.  Tetapi berita kehidupan tentang kebangkitan  Yesus dialamatkan  yang pertama  kepada perempuan. Sebagaimana disampaikan dalam Injil Lukas berita kehidupan itu pertama disampaikan ke Maria Magdalena dan beberapa teman perempuannya. Sehingga berita itu pertama dialamatkan kepada perempuan dan bukan laki-laki.
“Saya pastor  laki-laki uskup, paus juga laki-laki bahkan  rasu-rasul. Tetapi kenapa berita itu tidak kepada laki-laki namun  justru perempuan yang pertama-tama,”ujar Pastor.
Tentu saja menurut Pastor ada dua alasan penting mengapa sampai perempuan yang ditunjuk Tuhan Allah. Untuk menjadi alamat   pertama  yang menerima berita kehidupan, berita kebangkitan dan berita untuk bangkit bergerak. Dua alas an itu, adalah pertama;  didalam tubuh seorang perempuan atau ibu terdapat kandungan atau harim. Dimana dalam kandungan itu berawal atau dimulainnya sebuah kehidupan.
Sementara laki-laki tidak sendiri tidak memiliki rahim seperti yang dimiliki  oleh perempuan atau ibu. Sedangkan perempuan memiliki rahim. Maka didalam tubuh atau rahim perempuan itu  ada seluruh bangsa manusia. Dimana seluruh manusia mengawali perjalanan hidupnya didalam rahim perempuan. Termasuk Tuhan Yesus sendiri selama sembilan bulan menumpang di rahim  seorang perempuan yakni ibu Maria. Didalam harim perempuan inilah Yesus yang adalah Allah mengawali kehidupan-Nya.
Demikian halnya dengan uskup, paus, pastor dan semua orang hanya ada dan mengawali hidupnya dalam rahim perempuan. Oleh karena itu,wajar kalau berita kehidupan disampaikan lewat perempuan. Itulah yang menjadi  asalan mengapa wanita yang pertama dialamatkan kabar kebangkitan itu.
Sementara, alasan kedua berita kebangkitan itu penting sehingga harus cepat disebarkan. Kepada semua orang termasuk para rasul Yesus Kristus. Apabila,berita tersebut  disampaikan  pertama  kepada laki-laki. Maka, berita itu tidak secepatnya menyebar. Sebab sikap laki-laki tidak mudah percaya dengan berita yang menurut mereka  tidak logis. Otomatis reaksi mereka saat mendapatkan kabar itu harus berpikir lagi apakah berita itu benar adanya atau tidak. Itulah yang akan terjadi bila kabar itu dialamatkan pertama kali ke murid Yesus.  Seperti disampaikan dalam Injil Lukas para rasul kurang yakin dengan kabar kebangkitan Tuhan. Inilah yang menjadi alasan kedua mengapa tidak disampaikan ke para rasul yang adalah kaum pria.
Karena Tuhan telah mengetahui keistimewaan daripada perempuan  sehingga DIA  hendak menggungakan keistimewaan itu. Agar dengan cepat mereka menyampaikan kepada  dunia dan rasul-rasul  bahwa Yesus  Kristus telah bangkit.  Tentu bukan pertama menyampaikan kabar itu kepada Petrus,Yohanes dan juga  rasul yang lain. Namun  Tuhan menyampaikan kapar  gembara tersebut kepada perempuan.
“Karena berita tiba perempuan cepat sekali menyampaikan dan menyebar luaskan berita dan ini Tuhan sendirinya mengetahui,”terang.
Mencermati kedua alasan diatas, ternyata ada pesan penting yang hendaknya disampaikan bagi seluruh umat. Bahwa hidup atau matinya  Gereja Katolik khususnya ada ditangan kaum perempuan. Karena didalam tubuh seorang perempuan ada sebuah  tempat kehidupan dan didalam tubuh perempuan sumber kehidupan dimulai. Maka hidup atau mati, berjaya atau tidak sebuah   kombas,stasi, paroki hingga katedral  tergantung dari peran  perempuan atau ibu didalam lingkungan ini.   
Selain itu, pesan  berikutnya berdasarkan pengalaman hampir 90 persen perkara berawal dari cerita atau gosib  yang oleh perempuan.   Maka disini hendak ditekankan bila  perempuan salah membawa berita. Tentu ini dapat  menimbulkan masalah yang merugikan diri sendiri serta lingkungan. Karena itu, hendaknya ditekankan perempuan  menjaga mulut dengan tidak  menyebarkan berita yang tidak benar.  Sebaliknya jika  mulut digunakan dengan baik maka ada kehidupan yang baik.  
Untuk itu, pastor menegaskan berdasarkan pesan diatas bagi kaum perempuan. Bahwa tubuh perempuan adalah tubuh sumber kehidupan dan mulut perempuan adalah  mulut berita kehidupan. Maka,diharapkan perempuan harus  bisa menjadi berita kehidupan bagi gereja katolik dan lingkungan sekitar.(**)

 
Paduan suara dari Jayapura saat gambar bersama Pastor  Amandus Rahadet,Pr 
di Gererja Katedral  Tiga  Raja  setelah pentahbisan dua iman Bulan Oktober  2010 lalu.                   

Tuesday, April 5, 2011

Kekayaan Papua di Kuras_Rakyat Dibiarkan Melarat


Papua adalah provinsi  yang terletak diufuk bagian timur NKRI.Negeri yang sangat kaya melimpah berbagai sumber daya alam. Namun,nyatanya masyarakat  masih hidup dalam kemiskinan,kebodohan dan ketertinggalan. Ditambah lagi dengan perlakuan tidak adil sering kali dialami masyarakat pribumi diatas negerinya oleh perampok-perambok rakus. Dengan cara mengatasnamakan kepentingan  rakyat Papua untuk menyelesaikan berbagai masalah diatas tanah Papua. 
Warga suku Kamoro di Kab.Mimika tampilkan aktraksi yang menggambarkan hidup mereka  yang  masih terlilit dalam kemiskinan & kebodohan dalam sebuah kesempatan di Mimika belum lama ini                                          



Ini bukan sekedar  cerita fiktif tetapi ini sudah menjadi masalah riil yang terus merongrong  kehidupan rakyat Papua dewasa ini. Namun bagaimana rakyat bisa bangkit melawan ketidakadilan diatas tanah  ini,sementara semua akses  ditutup . Tidak ada ruang gerak bagi rakyat untuk berbicara membela hak-hak dasar  dan kebenaran yang menjadi kekuatan untuk menunjukan kepada dunia. Bahwa selama ini rakyat Papua hidup dalam penindasan dan ketidakberdayaan.

Sementara, disisi lain kekayaan negerinya terus dikuras habis oleh  kepentingan pusat dan sekutu yang serakah. Dan tak memperdulikan kondisi yang dialami rakyat Papua yang masih bergulat dengan kemiskinan dan kebodohan. Sangat ironis sekali bila dilihat dari sumber daya alam yang melimpah harusnya ada porsi  prioritas pembangunan dan kesungguhan dari pusat ditanah Papua. Jika benar-benar ingin membangun negeri ini dan mengangkat harkat dan martabat rakyat Papua.

Namun itu tidak mungkin, karena pusat tentu akan berpikir panjang bahwa tidak penting membangun tanah Papua. Toh, rakyat Papua walaupun secara hukum adalah bagian dari NKRI namun dari segi RAS rakyat Papua adalah tetap rakyat  kulit hitam RAS melanesia. Yang tidak pernah ada hubungan apapun dengan KNRI. Sehingga tidak penting membangun tanah Papua, lebih baik kekayaannya dimanfaatkan untuk menyelamatkan perampok pusat dari berbagai kasus korupsi dan kepentingan lain. Dan, menjadikan tanah Papua sebagai kawasan sasaran pencaker NKRI serta kepentingan lain untuk mengurangi NKRI dari berbagai gejolak sosial,ekonomi dan politik. 

Akibat dari strategi pusat rakyat Papua yang justru dikorbankan. Contohnya, perekrutan CPNS di tanah Papua yang adalah negeri sendiri kebanyakan diberikan peluang lebih besar bagi  para pendatang atau warga non Papua. Sementara rakyat aslinya tidak diberikan kesempatan yang seluas-luasnya  diatas tanah ini sungguh malang rakyat Papua. 

Diatas tanah sendiri saja sudah mendapatkan perlakuan tidak adil seperti itu. Apalagi didaerah lain rakyat Papua hanya dipandang hina ,rendah  dan tidak diberikan kesempatan itulah yang terjadi. Padahal, sudah diamanatkan secara jelas dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus. Dimana, lewat UU itu diberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada rakyat Papua diatas tanah ini.tapi apa yang terjadi. Sepertinya implementasi pemahaman  UU itu    terbalik karena fakta menunjukan lebih banyak  diberikan  porsi  kepada  warga non Papua. Itu baru PNS belum lagi dengan persoalan lain yang terjadi diatas tanah ini.

Akibatnya, dalam prakteknya PNS cenderung tidak peduli dengan tugas pelayanan yang katanya sebagai abdi negara.  Ini bisa dilihat dari kehidupan dan aktifitas PNS di tanah Papua  yang cenderung dapat dikatakan pemerintah melayani pemerintah. Tentu saja, sebagai contoh kegiatan yang sebenarnya ditujukan untuk rakyat tetapi sasaran kembali ke pemerintah sendiri.

''Contohnya: salah satu kegiatan di Kabupaten Mimika baru-baru ini dalam rangka HUT Mimika ke-10 tahun 2011 panitia  gelar pemeriksaan gratis atau tepatnya Pap smear bagi ibu-ibu. Seharusnya sasarannya diberikan kesempatan kepada ibu-ibu kampung terutama mereka yang berasal dari keluarga ekonomi  lemah. Yang sama sekali buta tentang informasi seperti itu, yang harus mengikuti,tetapi apa yang terjadi justru yang ikut kegiatan tersebut justru ibu-ibu yang sudah paham dan berasal dari keluarga mapan,''

Ini baru satu contoh dari sekian ketidakadilan yang terus terjadi diatas tanah ini...belum lagi dengan persoalan lain. Yang hingga kini belum tersentuh secara merata dan maksimal seperti pelayanan pendidikan, kesejahtraan serta layanan kesehatan belum merata dan maksimal bahkan jauh dari harapan. Akibatnya rakyat hanya bisa melarat diatas kekayaan yang melimpah.

Kalau seperti ini  terus bagaimana dengan nasib kita rakyat Papua. Apalagi nanti setelah 16 tahun berakhir Otsus rakyat Papua akan tersingkir....Mari kita bersama bangkit membela hak-hak kita sebagai rakyat Papua jangan mau terus ditindas...( ***)







Wednesday, March 30, 2011

Pastor Jack Mote Pr_Selamat Jalan

Rumah transit Keuskupan Timika Jalan Cendrawasih SP2 Timika menjadi tempat peristirahatan terakhir Pastor Jakobus Mote Pr. Pastor yang akrab disapa Jack oleh umat warga  khususnya  umat Katolik Keuskupan Timika ini, Rabu (30/3) siang dimakamkan di lokasi yang menjadi tempat persinggahan para biarawan Katolik ini. Sebelumnya, pastor yang mengembuskan nafas terakhir,Minggu (27/3) pagi di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) ini disemayamkan selama dua hari di Gereja Katedral Timika Tiga Raja. 
Selama disemayamkan tepat didepan altar Gereja Katedral, umat Katolik dari berbagai paroki di Mimika dan daerah sekitarnya tak henti-hentinya berdatangan. Kedatangan umat,warga,keluarga dan kerabat tidak lain untuk mendoakan mendiang dan memberikan penghormatan terakhir. Umat Katolik merasa sedih dan kehilangan yang begitu mendalam.  Atas kepergian pastor kembali kepangkuan Allah di surga. 
Sebelumnya, mendiang dirawat selama dua tahun di RSMM, atas penderitaan yang dialaminya. Setelah melewati perjuangan yang panjang melawan penderitaan akhirnya, Allah memanggilnya kembali di Surga.
Upacara misa reguiem bagi mendiang dilaksanakan di Gereja Katedral,Rabu (30/3) pukul 09.00 WIT. Misa itu dipimpin langsung oleh Uskup Timika Mgr.John Philip Saklil,Pr dan didampingi 19 pastor di Keuskupan Timika. Sesudah misa kemudian jenasah diarak-arak bersama umat,keluarga dan kerabat serta warga Mimika menuju ke lokasi pemakaman.
Kesedihan mendalam tampak diwajah keluarga dan kerabat serta umat yang turut dalam upacara  pemakaman. Derai dan linangan air matapun turut mengiringi peti jenasah kedalam liang lahat yang telah disedikan.

SELAMAT JALAN BAPAK PASTOR...KE RUMAH BAPAK DISURGA

Kami percaya akan terlahir kembali penerus sepertimu 
yang akan memenuhi bumi Cendrawasih ini
                                             rose white

Tuesday, March 29, 2011

Ratapan Nasib Seorang Insan


Aku adalah dara
yang hidup  dilautan nasib
menghias tiap detik 
yang tercipta dengan doa....

Memahat hari yang terlewati 
dengan luapan kasih sayang
Sepotong luka yang sempat menghujam tajam..

Kusadari bukanlah apa-apa
Hidup tak selamanya bertabur cinta
Adakalahnya dusta dan pengingkaran...

Datang menghitamkan hari
Merobek janji nurani
menodai wajah hati yang tak bernoda

luka hanyalah luka
tak lebih dari itu
Luka bukan untuk diratapi
tapi  ditasbikan

luka menjadikan hidupku lebih berwarna
seperti warna-warna awan
yang setia berkelok di pusaran angin

Lautan nasib telah mengajarkanku akan hidup
janganlah larut dalam kesedihan
janganlah menghiba pada pengingkaran
lukislah hari dengan semangat mencintai

menyemaikan benih-benih kasih
diwajah bumi dikaki langit
itu yang membuatku tetap terjaga

berdiri kukuh diantara gelombang lautan
yang tak henti menerpa
menenggelamkan  hati yang putus asa
aku masih akan terus terjaga
karena aku yakin, sesungguhnya
Tuhan telah punya rencana untukku...(***)

Sunday, March 27, 2011

Mimika Raih Dua Rekor MURI

                                Patung Mbitoro Karya Seni Pahat Suku Kamoro -Kabupaten  Mimika
 
Kabupaten Mimika pada tanggal 18 Maret 2011 genap berusia 10 tahun. Angka 10 merupakan angka yang sempurna. Tepat diusianya yang ke 10 Kabupaten Mimika berhasil menorehkan prestasi yang luar biasa. Tidak hanya di tingkat Kabupaten Mimika tetapi juga tingkat provinsi,nasional bahkan internasional. Lewat karya-karya spektakuler para pemahat asli Suku Kamoro. Dalam menghasilkan karya pahatan patung Mbitoro berukuran 9.9 meter. Ini merupakan patung terpanjang sepanjang sejarah dunia hingga berhasil meraih Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk Mimika. 
    Kabupaten Mimika Raih Dua Rekor MURI dibidang Seni Budaya

Bahkan yang pertama di Provinsi Papua maupun Papua Barat. Tidak hanya, patung terpanjang saja yang berhasil meraih rekor MURI, tetapi pemahat sebanyak 702 yang ikut serta dalam ajang itu berhasil memecahkan rekor MURI. Sehingga dikesempatan yang sama pemahat Asli Kamoro berhasil mempersembahkan dua rekor MURI sekaligus bagi Kabupaten Mimika dan Provinsi Papua.
 

Rekor tersebut diraih setelah Senior Manager MURI Paulus Pangka SH melakukan pengukuran terhadap patung, Dimana panjang patung 9,9 meter dan lebar 2,85 meter. Dengan demikian patung terbesar itu masuk dalam rekor MURI yaitu ukiran patung terpanjang dan terbesar. Patung terbesar ini masuk dalam urutan yang ke 4783.

Menurut Paulus Pangka MURI pada prinsipnya sangat memberikan apresiasit erhadap karya seni adi luhung masyarakat. Apapun bentuknya apalagi dalam bidang seni budaya MURI sangat konsen dalam bidang budaya. Dimana rekor terbanyak masuk MURI adalah budaya, ini karena budaya bisa menyatukan  elemen masyarakat.(***)



Sekilas Tentang Mimika

Mimika adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Papua yang berada dibagian selatan Papua. Dan berbatasan langsung dengan laut Arafura. Serta memiliki karakteristik kondisi alam yang cukup lengkap. Mulai dari vegetasi daerah mangrove hingga vegetasi daerah kutub.

Secara historis Kabupaten Mimika adalah bagian dari wilayah Kabupaten Fakfak. Wilayah ini terdiri dari Kecamatan Mimika Timur dan Kecamatan Agimuga. Secara geografis daerah ini sangat jauh dari pusat pemerintahan sehingga penyelenggaraan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan tidak berjalan lancer akibat terbatasnya aksesibilitas transportasi. Atas pertimbangan itulah kemudian diusulkan menjadi wilayah kerja pembantu Bupati Fakfak wilayah Mimika.

Selanjutnya berdasarkan keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor 821.26-351 tanggal 03 Agustus 1983 yang kemudian ditindaklanjut oleh Gubernur Provinsi Irian Jaya dengan keputusan Nomor 109/GIJ/1984 tanggal 23 Mey 1984 tentang Struktur Organisasi Pembantu Bupati Fakfak, ditetapkan:

*Pembantu Bupati

*Seksi Pemerintahan dan Seksi Pembangunan

*Sub Bagian Tata usaha

Dari segi pembangunan pemerintahan Kabupaten Fakfak menentapkan wilayah Mimika dan Agimuga  sebagai wilayah pembangunan III yang meliputi Kecamatan Mimika Barat,Kecamatan Mimika Timur dan Kecamatan Agimuga.

Selanjutnya pada saat pembentukan organisasi pembantu Bupati Mimika wilayah Mimika pada tahun 1983, diangkat Drs. Agustinus Biu oleh Sdr.Julianus Pattiasina sebagai staf administrasi. Yang melaksanakan tugas pada tanggal 20 Maret 1984. Kemudian, pada tanggal 14 Oktober 1984 diresmikan Kantor Pembantu Bupati Fakfak wilayah Mimika yang berkedudukan di desa Sempan. Selanjutnya, pada tahun 1991 dibentuk perwakilan Kecamatan Mimika Baru yang di kepalai Drs.Taslim Tuhuteru. Yang sebelumnya sejak tahun 1979 diangkat sebagai kepala Kantor Mimika Timur di Mapuru Jaya.

Adapun pejabat yang diangkat sebagai pembantu Bupati Fakfak wilayah secara berturut-turut . Pertama Drs.Agustinus Biu bertugas sejak(1984-1992),Ismail Samali bertugas sejak (1992-1995),Drs.Husein Usman bertugas sejak (1995-1996).

Pembantu Bupati Fakfak wilayah Mimika dalam melaksanakan tugasnya melakukan koordinasi,pembinaan dan pengawasan terhadap aparatur wilayah Kecamatan Mimika.Mimika Timur dan Agimuga.

Adapun Camat Mimika Barat yang bertugas pada saat itu secara berturut-turut. Pertama,Sdr.Junus Boroh,BA,Bastian Sinaga,BA dan Drs.Willem Kambu. Sedangkan Camat Mimika Timurs secara berturut-turut,pertama Abdullah Mala,BA,Drs.Yusuf Kasim,Drs.W.Haurissa. Dan Camat Agimuga secara berturut-turut pertama,Drs.Soenarto,Engelbertus Rahaded.S.Sos dan Willem Farissa,S.Sos.

Kemudian pada tahun 1991 dibentuk perwakilan Kecamatan Mimika Baru. Dan lima tahun kemudian yaitu pada tahun 1996 perwakilan Kecamatan Mimika Baru yang pada saat itu dijabat oleh Drs.Frans Hombore.

Dan selanjutanya Kabupaten Administratif Mimika dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 54 Tahun 1996. Dengan dibentuknya Kabupaten Administratif Mimika maka telah dibentuk empat wilayah kecamatan diantaranya. Kecamatanan, Mimika Barat, Kecamatan MimikaTimur, Kecamatan Agimuga dan Kecamatan Mimika Baru.

Selanjutnya, pada tanggal 8 Oktober 1996 diresmikan Kabupaten Administrasi Mimika di Jayapura. Dan pada saat yang bersamaan pula dilantik Drs.Titus Oktovinus Potereyauw sebagai Bupati Mimika.

Kemudian, pada tanggal 04 Oktober 1996 berdasarakan keputusan Mentri Dalam Negeri nomor 176 tahu 1996 ditetapkan struktur organisasi dan tata kerja Sekretariat Wilayah Kabupaten Mimika. Dengan ditetapkan struktur organisasi dan tata kerja dimaksud maka pada 21 Desember 1996 dilantik Sdr.A.Allo Rafra,SH sebagai Sekertaris Wilayah Kabupaten Mimika. Drs.Costan Anggaibak sebagai kepala bagian umum,Drs.Yesaya Buiney sebagai Kabag Kepegawaian,Drs.David Mayor sebagai Kabag Pereksos,Drs.Sunarto sebagai Kabag Pembangunan,Yunus Boroh,BA sebagai kabag pemerintahan,Oktovianus Kambu SH sebagai Kabag Hukum dan Samad Dingku sebagai Kabag Keuangan.

Disaat yang sama pula dilantik Baharuddin Tamher sebagai kepala Inspektorat , dr.Maurits J.Okozeray sebagai Kepala suku Dinas Kesehatan,Drs.Moses Hindom sebagai kepala suku Dinas Pendidikan dan Pengajaran,Richard Kemong SE, sebagai kepala suku Dinas Pendapatan Daerah,Ir.Abdul Muis Sebagai sebagai Kepala suku Dinas Pekerjaan Umum,Ir.Marthen Samori sebagai kepala suku Dinas pertanian dan Markus Raturoma sebagai kepala suku Lalu lintas dan angkutan jalan.

Pada tanggal 04 Oktober 1999 Kabupaten Mimika berubah status menjadi Kabupaten Otonom. Dan Drs.T.O.Potereyauw masih menjadi Bupati Mimika. Pada saat pembentukan Kabupaten Otonom Sdr.A.Allo Rafra masih tetap sebagai Sekwilkab Mimika. Kemudian pada tahun 2000 Sdr.A.Allo Rafra dipindahkan pada Sekretariat Wilayah Daerah Provinsi Irian Jaya dan dilantik Drs.Hengky Momot YouwemM.Si Sekretaris Wilayah Kabupaten Mimika yang baru. 
Selanjutnya pada tanggal 18 Maret tahun 2001 Kabupaten Mimika diresmikan oleh Wakil Gubernur Provinsi Irian Jaya sebagai Kabupaten Otonom dan juga diresmikan pembentukan DPRD Kabupaten Mimika yang diketuai oleh sdr.Andarias Anggaibak pada tahun tersebut DPRD Kabupaten Mimika melakukan pemilihan kepala daerah yang pertama dimana sdr, Klemen Tinal terpilih sebagai Bupati pertama dan wakil Bupati Drs.Methodius Mamapuku. Disaat itu,Drs.W.Haurissa diangkat sebagai Sekda Kabupaten Mimika.

Selanjutnya,tahun 2007 sdr.A.Allo Rafra diangkat oleh Gubernur Provinsi Papua sebagai penjabat Bupati Mimika. Pada tahun 2008 diadakan pemilihan umum kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat. Dan sdr. Klemen Tinal terpilih kembali menjadi Bupati dan Abdul Muis sebagai wakil Bupati Mimika hingga sekarang.

Secara geografis wilayah Kabupaten Mimika letaknya memanjang dari Barat ke Timur dengan koordinat 4° 60’-5° 18’ LT dan 134° 31’-138° 31’BT, dengan batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara: Kabupaten Pania, Kabupaten Nabire dan Kabupaten Puncak Jaya.

Sebelah Barat : Kabupaten Kaimana

Sebelah Timur : Kabupaten Asmat

Sebelah Selatan: Laut Arafura

Luas wilayah daratan Kabupaten Mimika berdasarkan data Mimika dalam angka 2009 . Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Mimika merupakan lahan bukan sawah seluas 1.995.200 Ha. Yang terbagi dalam 12 wilayah Distrik dengan 79 desa dan 6 kelurahan. Adapun distrik diantaranya, Distrik Mimika Baru (Miru), Distrik Mimika Timur (Miktim), Distrik Kuala Kencana (KK),Distrik Tembagapura,Distrik Mimika Timur Jauh (Ayuka),Distrik Mimika Timur Tengah (Atuka),Distrik Mimika Barat (Kokonau),Distrik Mimika Barat Tengah (Kapiraya),Distrik Mimika Barat Jauh (Potoayburu),Distrik JIla,Distrik Jita dan Distrik Agimuga 
Dilihat dari kondisi morfologinya: Kabupaten Mimika adalah salah satu kabupaten di Papua yang memiliki laut dan terdiri atas daratan. Sedangkan topografi wilayah Kabupaten Mimika umumnya berupa dataran rendah dan beberapa berupa dataran tinggi. Distrik yang memiliki topografi daerah dataran tinggi yaitu distrik Tembagapurma,Kuala Kencana dan Jila. Sedangkan distrik-distrik lainnya secara umum memiliki kondisi topografi dataran rendah.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Mimika merupakan dataran rendah dan berawa yang terdapat pada daerah pantai dengan kemiringan 0°-25°. Pada umumnya wilayah ini terdapat hutan mangrove,sagu,pandan dan nipah. Sedangkan kearah utara (pedalaman) merupakan dataran tinggi bergelombang dengan kemiringan 10°-80° yang ditutupi oleh hutan tropis hingga pegunungan bersalju. Terdapat beberapa buah sungai besar yang mengalir di Kabupaten Mimika diantaranya sungai Wania dan Sungai Kamora.

Struktur geologi di Kabupaten Mimika di daerah pesisir pantai berupa rawa bakau estuarine (lingkungan)yang sangat luas. Ke arah utara kemudian diikuti struktur kerikil aluvium (endapan kerikil). Sedangkan dibagian utara terdapat struktur formasi buru,formasi Tipuma,formasi Aiduna,formasi modio,formasi tuaba,formasi Otomona dan formasi Newerib. Struktur rawa bakau estuarine,alluvium dan formasi buru merupakan struktur termuda yang berasal dari masa Kenozoikum. Kemudian diikuti formasi Tipuka dari masa Mesozoikum. Lalu lebih ke utara lagi formasi Aiduna, formasi Modio,formasi Tuaba dan formasi Otomona dari masa Palaezoikum dan sedikit formasi Newerib dari masa prakambrium.

Sedangkan untuk sumber daya mineral dan energy diantaranya, Logam suatu cebakan besar porpiri emas,tembaga dan perak telah ditemukan di Estberg. Sedangkan batubara, lapisan batubara setebal 1,5 meter telah ditemukan pada formasi Aiduna, tetapi tidak memiliki nilai ekonomis karena berada pada kemiringan lapisan terlalu terjal dan terdapat didaerah yang sulit dicapai. Kemudian, bahan bangunan berupa endapan aluvial yang terdiri dari pasir dan kerikil serta batu gamping yang berasal dari kelompok batu gamping nugini.

Kondisi iklim Kabupaten Mimika berdasarkan prakiraan musim yang diterbitkan oleh Badan Meteorologi Klomatologi dan Geofisika (BMKG) pada umumnya memiliki musim sebagai berikut. Dimana musim hujan berlangsung pada bulan Oktober-Maret setiap tahun. Dan musim kemarau berlangsung pada bulan April-September setiap tahun.(**Sumber:radartimika,Lap hasil survei_Kesbang Provinsi Papua**) 
                          Pemahat Asli Kamoro Kabupaten Mimika di Lapangan Timika Indah

Saturday, February 5, 2011

Rakyat Papua Masih Terbelakang

Perkembangan masyarakat Papua dari waktu ke waktu belum ada suatu perubahan kearah yang lebih baik. Meski berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Indonesia salah satunya melalui kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) bagi Provinsi Papua. Yang kini telah berjalan selama satu decade tetapi belum menunjukan perubahan signifikan terhadap rakyat Papua. Sebaliknya, kebijakan tersebut dianggap sia-sia, karena sama sekali tidak memberikan dampak berarti bagi orang Papua terutama menjawab   seluruh hak dasar rakyat Papua. 
 
Namun sebaliknya, Otsus hanyalah sebuah sarana bagi pemangku- pemangku kepentingan yang ada dipusat. Sementara, masyarakat Papua sendiri dijadikan sebagai objek untuk kepentingan mereka.  Dan membiarkan rakyat Papua    berkutat dengan kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan diberbagai segi kehidupan.

Bagaimana tidak, dana Otsus yang begitu besar untuk membangun Papua. Tidak digunakan sesuai dengan sasaran pembangunan. Atau bisa dikatakan dana yang terserap untuk semua sector pembangunan hanya sekitar 20 persen. Sedangkan sekitar 80 persen kembali lagi ke pemerintah pusat.

Dengan demikian, tuntutan pembangunan di Papua otomatis tidak sepadan dengan dana itu. Apalagi, melihat kondisi pembangunan di Papua yang  masih sangat terbelakang. Sehingga bagaimana mungkin dana yang terserap seperti yang ditaksir diatas  dapat mendorong percepatan pembangunan di Papua. 
 
<am5r>




Salah satu akses jalan utama yang menghubungkan Kampung Sanggram menuju Ibu kota kabupaten Fakfak, kini dinanti warga kampung agar segera diaspal.